Pages

Rabu, 08 April 2015

Kebudayaan Tionghoa

KEBADUYAAN TIONGHOA


            Perkenalkan nama saya yohanes kurniawan, Lahir dari keluarga suku tionghoa merupakan tugas bagi saya untuk mempertahankan buadaya tionghoa, di penulisan kali ini saya akan membahas sejarah, kesenian, kuliner dan perayaan suku tionghoa.

·         Sejarah suku tionghoa
Kata Tionghoa berasal dari kata  (zhong hua => dibaca cung hua) yang artinya adalah bangsa tengah. Berdasarkan berita China yang ditulis oleh Fa Hian dan I Ching disebutkan bahwa sejak sekitar abad ke 4 M banyak orang China yang datang ke Indonesia. Mereka ada yang datang untuk mengunjungi kerajaan Sriwijaya untuk belajar agama Budha, kerajaan Tarumanegara (disebut To-lo-mo dalam bahasa mandarin), kerajaan Kalingga yang diperintah oleh ratu Sima (untuk berguru agama Budha dengan Jnabhadra), dan berdagang dengan beberapa kerajaan yang ada di nusantara. Bahkan pada zaman Kubilai Khan pernah dikirim pasukan ke daerah Jawa Timur untuk menghukum raja Jawa (yang dimaksud adalah Kertanegara. Tetapi karena terjadi pemberontakan oleh Jayakatwang, akhirnya dimanfaatkan oleh raden Wijaya untuk mengalahkan Jayakatwang dan membentuk kerajaan baru yaitu kerajaan Majapahit).

·        Kesenian tionghoa

1.      Barongsai


Adalah tarian tradisional Tionghoa dengan menggunakan kostum yang menyerupai singa. Masyarakat Tionghoa percaya bahwa singa adalah lambang kebahagiaan dan kesenangan. Tarian ini dipercaya merupakan pertunjukan yang dapat membawa keberuntungan sehingga umumnya diadakan pada berbagai acara penting seperti pembukaan restoran, pendirian klenteng, dan tentu saja perayaan Tahun Baru Imlek.

2.       Pertunjukan Wayang Potehi


Potehi berasal dari kata "poo" (kain), "tay" (kantung) dan "hie" (wayang). Wayang Potehi adalah wayang boneka yang terbuat dari kain. Sang dalang akan memasukkan tangan mereka ke dalam kain tersebut dan memainkannya layaknya wayang jenis lain. Kesenian ini sudah berumur sekitar 3.000 tahun dan berasal dari daratan Tiongkok asli.

·         Kuliner Tionghoa

1.      Kue bulan / Tiong Chiu Pia
Dasarnya berbentuk bulat, yang melambangkan kebulatan dan keutuhan. Namun seiring perkembangan zaman, bentuk-bentuk lainnya muncul menambah variasi dalam komersialisasi kue bulan. 

2.      Bakcang
Makanan dalam bungkusan daun, isinya ketan atau nasi yang ditambah daging dan isi lainnya sesuai selera
3.      Lumpia
Memiliki ciri khas pada bahan bakunya, yaitu rebung. Selain rebung dari bambu muda, beberapa bahan yang juga utama adalah udang dan telur, termasuk tepung terigu yang digunakan sebagai pembungkus.

4.      Siomay
Makanan yang terbuat dari terigu diisi campuran daging, udang dan lain-lain. Terdapat banyak macam isi siomay mulai dari siomay ikan tenggiri, ayam, udang, kepiting, atau campuran daging ayam dan udang. Kulit siomay mirip dengan kulit pangsit.

5.      Bakpao
Biasanya diisi dengan daging ayam, sayur-sayuran, srikaya manis, coklat, selai kacang kedelai, kacang azuki, kacang hijau,dan sebagainya. Bakpao yang berisi daging ayam dinamakan kehpao.

6.      Bakso
Daging yang dicincang dan dibentuk menjadi bulat,biasanya daging yang digunakan adalah daging sapi atau ikan.

7.      Mie
Dapat dibuat dari berbagai macam tepung seperti tepung terigu, tepung beras, tepung kanji, tepung kacang hijau dan lain lain.

8.      Tahu Pong
Tahu yang tengahnya kosong. Tahu ini sebenarnya tahu biasa, seperti tahu-tahu lain yang kita kenal. Bedanya karena proses pembuatan yang sedikit berbeda, tingkat kepadatan akhir yang berbeda menyebabkan bolong.

9.      Kue Keranjang
Kue yang terbuat dari tepung ketan dan gula, serta mempunyai tekstur yang kenyal dan lengket. Kue ini merupakan salah satu kue khas atau wajib pada saat perayaan tahun baru imlek.

·        Perayaan Suku Tionghoa

Tahun Baru Imlek
Tahun baru imlek merupakan perayaan terpenting orang Tionghoa. Perayaan Tahun Baru Imlek dimulai di hari pertama bulan pertama (penanggalan Tionghoa) dan berakhir dengan Cap Go Meh di tanggal ke lima belas (pada saat bulan purnama). Malam tahun baru imlek dikenal sebagai Chuxi yang berarti "malam pergantian tahun". Biasanya dirayakan dengan menyulut kembang api

Festival Lampion
Adalah festival dengan hiasan lentera yang dirayakan setiap tahunnya pada hari ke-15 bulan pertama (menurut penanggalan Tionghoa). Festival inilah yang menandai berakhirnya perayaan tahun baru Imlek. Festival ini biasanya dirayakan secara luas di Tiongkok, Taiwan, Hongkong dan negara-negara yang terdapat komunitas Tionghoa.

Cap Go Meh
Melambangkan hari ke-15 dan hari terakhir dari masa perayaan Imlek bagi komunitas Tionghoa. Pada tanggal ini juga merupakan bulan penuh pertama dalam Tahun Baru tersebut. Perayaan ini dirayakan dengan jamuan besar dan berbagai kegiatan.

 Budaya tionghoa yang mendukung saya mencapai cita-cita

1.      Bekerja keras
Orang tionghoa selalu berusa untuk mencapai sesuatu yg diingginkan dengan usaha yang kuat.

2.      Menabung
Sekecil apapun penghasilan kita jika dipaksakan ditabung pasti ada hasilnya, itulah perinsip orang tionghoa.

3.      Berhemat
Setelah menabung pasti ada kata berhemat untung kita bisa menabung, iya merupakan bagian orang tionghoa.

4.      Menghindari berhutang
Hutang merupakan beban, yang selalu ditakuti bagi orang tionghoa, jadi orang tionghoa selalu menghindari hutang.

5.      Bercita-cita
Orang tionghoa tidak takut bermimpi untuk mencapai cita-cita, karena mereka selalu bekerja keras untuk cita-citanya.

 Budaya tionghoa yang menghambat saya mencapai cita-cita

1.      Kurang memikirkan diri sendiri
Kebanyakan orang tionghoa lebih memementingkan orang lain dan pekerjaannya, dan mengabaikan kesetahannya sendiri.

2.      Adat menikah yang banyak
Orang tionghoa memiliki adat saat melangsungkan pernikahan yang banyak dan sulit
(lamaran, sangjit, liew tia dan acara pernikahan)

Sinopsis Buku Menghidupkan Mimpi Ke Negeri Sakura

MENGHIDUPKAN MIMPI KE NEGERI SAKURA
~Antologi Kisah Inspiratif Sukses Kuliah di Jepang~



Nama-nama penulis beserta judul kisah-kisahnya:


1. Kekuatan DUIT, Doa, Usaha, Ikhtiar, Tawakal-Gagus Ketut
2. Para Cameo, Sang Penentu Jalan Cerita- Vinidya Almierajati Pratama
3. Let`s do our presentation, Baby!- Mutia Nasir
4. Fadilah Husna Arief (Walaupun Hanya Setahun)
5. Chance favors the prepared mind- Sastia Lavina
6. Pika Yestia (Mung keying bakal pareng)
7. Belajar di Jepang, belajar tentang kehidupan- Rouli Esther Pasaribu
8. YOSAKOI, oleh-oleh saya untuk Surabaya- Okie Dita Apriyanto
9. Hidup lebih indah dengan sekolah- Retno Wahyu Nurhayati
10. Perjuangan demi perjuangan meraih impian ke negeri sakura- Murni Handayani
11. Dari Negeri Saburai ke Negeri Sakura- Abdi Pratama
12. Menuju Negeri Sakura- Astari Dwiranti Rahmawan
13. I wasn’t born to shine, I was born to outshine- Udi Jumhawan
14. Jangan Pernah Putus Asa dari Rahmat Allah SWT-Viko Ladelta
15. Bondo Nekat- Feranisa Prawita Raras
16. Tak Ada Jalan yang Tak Sampai- Teguh Anugeraha
17. Inilah Lembar Pertama Kisahku- Putri Ananda
18. Berpetualangan dengan mimpi- Widhi Dyah Sawitri
19. Berangkat dari seorang Engineer menjadi seorang Master of Engineering- Nadhif Rahmawan

·         SINOPSIS

Buku ini berisi cerita-cerita inspiratif dari para mahasiswa penerima beasiswa di Jepang. Negara maju di bidang sains dan teknologi serta negara yang mengedepankan budayanya sebagai sesuatu kekuatan. Buku ini menceritakan bagaimana doa, usaha, ikhtiar, tawakkal, perjuangan, kenekatan, mimpi, hidup dan impianberkolaborasi dengan semesta menjadi energi kuantum yang membuat sukses meraih beasiswa dan menggunakan sebaik-baiknya untuk mewujudkan cita-cita.

Di balik proses perjuangan terdapat kisah yang amat berliku.  Ada yang ngirit makan supaya bisa ngeprint makalah, ada yang presentasi sambil gendong bayi, ada yang mengirim uang beasiswa untuk membantu orang tua, ada yang mencari professor dengan mengirim lebih dr 40 email, ada yang sabtu minggu tetap masuk lab, dan masih banyak lagi.

Kekuatan buku ini memperlihatkan bahwa bagi seseorang dengan latar belakang kemampuan ekonomi yang sangat terbatas, menempuh pendidikan di Jepang yang terkenal sangat mahal, bisa jadi adalah sesuatu yang mustahil, kecuali mendapatkan beasiswa.

·         Pesan yang  ingin disampaikan dalam  buku  ini :

Buku ini bukan hanya soal bagaimana mendapatkan beasiswa, namun juga menunjukkan bagaimana beasiswa khususnya ke Jepang, yang terkenal mahal bisa didapatkan oleh semua anak muda selama ia mau bertekad. Anak-anak muda yang berbagi kisah inspiratif bagaimana mereka mengelaborasikan doa, usaha, ikhtiar, tawakal, perjuangan, kenekatan, mimpi, hidup, dan impian dengan semesta untuk mendukung impian mereka terwujud, bersekolah ke Jepang. Inspiratif, informatif, sekaligus mengharukan. Layak dibaca dan dibagi untuk siapa saja yang ingin Indonesia lebih maju.